perahuku menjelma dari kulit suara
mengangkut biji wicara
dari lautan makna
tertitah dari zat yang Maha Menatap
mendayung
aku membawanya pada lautan jiwa
orang menatapnya sebelah mata
sebagian lagi bertutur cela
ada juga yang menutup rapat telinga
asyik berakrobat dengan dayung-dayung
dan balok suara mereka
perahuku dicela tak berharga
dan aku dianggapnya pemantra gila
sedang perahukulah
yang bisa sampai berlabuh pada dermaga surya
Putri Narita Pangestuti
Tidak ada komentar:
Posting Komentar